Selasa, 31 Mei 2016

Melihat Kehidupan di Kota-Kota Kecil dan Desa-Desa Swiss

Melihat Kehidupan di Kota-Kota Kecil dan Desa-Desa Swiss


Dokumen Pribadi


Bawaanku cukup banyak setelah berberlanjadi di Luzern. Perjalanan kami dari Luzern ke Zurich tidak memakan waktu lama. Memang agak sedikit macet karena waktu itu adalah jam2 sibuk pulang kantor ( sekitar jam 5.30 an ) , tetapi tidak semacet di Jakarta, bahkan menurutkku itu tidak macet sama sekali, Cuma mengantri .... Hihihi ....
Sambil bercanda di bus, kami bercerita apa yang kami senang dalam tour kali ini. Sambil juga kami makan coklat yang kami beli di Luzern. Membuka oleh2 jam tangan kesukaan masing2 dan berceloteh riang untuk rencana besok.

Menyenangkan, ketika ternyata semua jerih payahku menabung 3 tahun ini untuk berwisata di Eropa, membuahkan hasil yang nyata. Bukan tentang 'wisatanya' saja, tetapi kebersamaanku dengan 2 anak2ku semakin erat terasa. Dan semakin aku merasa, mereka semakin saling menyayangi dalam 1 keluarga .....

Banyak teman2 wisatawan dalam tour kali ini, saat itu kecapekan. Banyak dari mereka hanya tidur sampai Zurich. Memang capek. Dari berangkat jam 10.00 an lalu bermain Pilatus dan di Titlis, makan di puncak Titlis sampai belanja di Luzern, membuat hati senang dan excited. Itu memang capek. Tetapi bahagia ..... Dan aku dan anak2ku sama sekali tidak merasa kecapekan ......

Kami bertiga justru tertawa2 tidak berhenti. Cuaca yang menjandi lebih ramah denan matahari bersinar lewat awan2 putih yang berarak di langit biru, membuat ksmi semakin riang. Padahal waktu itu sekitar jam 6 sore tetapi ketika musim panas tiba, di Eropa akan terus seterang siang hari sampai jam 10 malam.

Anak2ku riang bercanda berdua .....

Bus kami cukup cepat melaju dijalan raya. Sedikit macet ketika mau memasuki Zurich. Tetapi untukku, sekali lagi itu bukan kemacetan, cuma mengantri, hihihi .....

Di dalam bus watu itu, aku semoat berpikir sejenak. Mengumpulkan memori kebahagiaan, berlibur bersama dengan ke-2 anak2ku. Waktu itu memang baru 8 hari kami mengarungi liburan bersama di Eropa. Memang masih kurang dari ½ perjalanan kami, tetapi aku pun sudah memikirkan tentang  bagaimana kita liburan ini selesai. Dan aku seakan tidak mau liburan bersama ini selesai begitu saja. Aku harus memikirkan rencana2 liburan bersama dengan anak2ku lagi, jika ada waktu libur yang bersamaan.

Aku hanya tersenyum2 saja melihat anak2ku bercanda. Sambil mendengarkan apa yang mereka perbincangkan, aku melihat2 keluar jendela bus. Jendela besar dan bersih, tanpa satu pun titik noda yang aku lihat, sungguh membuat hatiku nyaman.

Rumah2 pedesaan perjalanan dari Luzern ke Zurich membuat aku benar2 terkesan. Jarak antar 1 rumah ke rumah lain, cukup jauh tetapi masih bisa dicapai dengan jalan kaki, apalagi jika kita sedang berjalan di jalan bebas hambatan ( jalan tol ). Lingkungannya sangat hijau dan nyaman. Kegiatan mereka hanya bertani ( sepertinya juga tidak banyak lahan yang ditanami. Mereka menanam sayuran dan rermputan untuk pakan ternak ).

Jalan pedesaan luar kota antara kota2 di Swiss dalam perjalanan pulang ke Zurich

Artinya bahwa punduduk nya cukup sedikit, dimana yang aku dengar pun mereka 'kehabisan' genersi muda. Sekilas pengamatan, petani dan peternak yang aku lihat adalah orang2 dewasa diatas 30 atau 40 tahun. Dimana generasi muda mereka?


Seorang tua dengan kuda nya, mengingatkan aku tentang cerita Heidi, kakek2 peternak kambing di Mainfield, Swiss. Hujan dan padang rumput hijau terpampang segar di depan mataku .....

Antara rumah2 cukup jauh dan rapih. Pasti terdapat kebun depan rumah dan bench2 untuk bersantai keluarga .....

Langit cerah dan mendung menggantung silih berganti di sekeliling kami. Dalam 1 hari ini, foto2 kami ada yang berlangit biru cerah atau ada foto2 yang berlangit mendung kelabu. Cepat sekali bergantian. Kadang ada yang gerimis, apalagi hujan deras di Puncak Titlis, kadang juga tanpa hujan dan langit biru, seperti di Luzern.


Walau di kota kecil, pemerintah juga menyediakan hotel2 kecil. Pasarnya memang hanya warga local, tetapi tidak menutup kemungkinan wisatawan asing yang ingin 'mengasingkan diri' di kota kecil Swiss bisa menyewa hotel2 tersebuut.

Juga walau di kota kecil, perbaikan jalan pun sangat rapi, denan tanda2 dan marka2 jalan dengan standard internasional. Tanpa tanah, tanpa berantakan, dan pekerjanya sangat sedikit! Nyama tetap berkendara, karena semua wawrga payuh mentaati aturan2 yang telah digariskan .....

**Kapan Indonesia seperti itu?

Antara masing2 kota besar di Swiss, paling tidak selama perjalanaku dari Zurich, Luzern, Pilatus, Titlis, kembali lagi ke Luzern dan Zurich lewat jalan yang sedikit berbeda ( pedesaan yang berbeda ), terdapat beberapa kota kecil yang diselingi dengna jalan luar kota ( pedesaan ). Ketika perjalanan awal dari Zurich kami masuk ke jalan tol supaya cepat dan ketika kembali ke Zurich, kami melewati jalan2 kecil, kota2 keciluntuk melihat2 keindahan Swiss dalam kacamata yang berbeda ..... dan sungguh, itu membuah aku semakin terpana untuk sebuah mimpi baru, tentang kehidupan di Swiss .....

Tidak terasa, kami memasuki Zurich, kota terbesar dan termahal di Swiss. Kami berhenti di tengah kota, untuk lebih memudahkan kami, karena dekat dengan segala macam stasiun, untuk kereta, bus atau taxi. Walau sebenarnya, kami justru ingin kembali lagi di tempat semula ( Central Tour ), karena sangat dekat dengagn hotel kami. Tetapi, sudahlah ..... untung juga untuk kami, karena sempat masuk dan berjalan2 ke semua stasiun di Zurich, yang biasanya hanya ada di film2 yang kami tonton .....

Welcome home, Zurich .....
Melihat Kehidupan di Kota-Kota Kecil dan Desa-Desa Swiss 26 Maret 2015 16:18:36 Diperbarui: 17 Juni 2015 08:58:17 Dibaca : 1,774 Komentar : 2 Nilai : 1 Melihat Kehidupan di Kota-Kota Kecil dan Desa-Desa Swiss 1427360924752685484 By Christie Damayanti Dokumen Pribadi Bawaanku cukup banyak setelah berberlanjadi di Luzern. Perjalanan kami dari Luzern ke Zurich tidak memakan waktu lama. Memang agak sedikit macet karena waktu itu adalah jam2 sibuk pulang kantor ( sekitar jam 5.30 an ) , tetapi tidak semacet di Jakarta, bahkan menurutkku itu tidak macet sama sekali, Cuma mengantri .... Hihihi .... Sambil bercanda di bus, kami bercerita apa yang kami senang dalam tour kali ini. Sambil juga kami makan coklat yang kami beli di Luzern. Membuka oleh2 jam tangan kesukaan masing2 dan berceloteh riang untuk rencana besok. Menyenangkan, ketika ternyata semua jerih payahku menabung 3 tahun ini untuk berwisata di Eropa, membuahkan hasil yang nyata. Bukan tentang 'wisatanya' saja, tetapi kebersamaanku dengan 2 anak2ku semakin erat terasa. Dan semakin aku merasa, mereka semakin saling menyayangi dalam 1 keluarga ..... Banyak teman2 wisatawan dalam tour kali ini, saat itu kecapekan. Banyak dari mereka hanya tidur sampai Zurich. Memang capek. Dari berangkat jam 10.00 an lalu bermain Pilatus dan di Titlis, makan di puncak Titlis sampai belanja di Luzern, membuat hati senang dan excited. Itu memang capek. Tetapi bahagia ..... Dan aku dan anak2ku sama sekali tidak merasa kecapekan ...... Kami bertiga justru tertawa2 tidak berhenti. Cuaca yang menjandi lebih ramah denan matahari bersinar lewat awan2 putih yang berarak di langit biru, membuat ksmi semakin riang. Padahal waktu itu sekitar jam 6 sore tetapi ketika musim panas tiba, di Eropa akan terus seterang siang hari sampai jam 10 malam. 1427360957989202021 1427360957989202021 14273609761059094518 14273609761059094518 Anak2ku riang bercanda berdua ..... Bus kami cukup cepat melaju dijalan raya. Sedikit macet ketika mau memasuki Zurich. Tetapi untukku, sekali lagi itu bukan kemacetan, cuma mengantri, hihihi ..... Di dalam bus watu itu, aku semoat berpikir sejenak. Mengumpulkan memori kebahagiaan, berlibur bersama dengan ke-2 anak2ku. Waktu itu memang baru 8 hari kami mengarungi liburan bersama di Eropa. Memang masih kurang dari ½ perjalanan kami, tetapi aku pun sudah memikirkan tentang bagaimana kita liburan ini selesai. Dan aku seakan tidak mau liburan bersama ini selesai begitu saja. Aku harus memikirkan rencana2 liburan bersama dengan anak2ku lagi, jika ada waktu libur yang bersamaan. Aku hanya tersenyum2 saja melihat anak2ku bercanda. Sambil mendengarkan apa yang mereka perbincangkan, aku melihat2 keluar jendela bus. Jendela besar dan bersih, tanpa satu pun titik noda yang aku lihat, sungguh membuat hatiku nyaman. Rumah2 pedesaan perjalanan dari Luzern ke Zurich membuat aku benar2 terkesan. Jarak antar 1 rumah ke rumah lain, cukup jauh tetapi masih bisa dicapai dengan jalan kaki, apalagi jika kita sedang berjalan di jalan bebas hambatan ( jalan tol ). Lingkungannya sangat hijau dan nyaman. Kegiatan mereka hanya bertani ( sepertinya juga tidak banyak lahan yang ditanami. Mereka menanam sayuran dan rermputan untuk pakan ternak ). 14273610121935751531 14273610121935751531 1427361073178632213 1427361073178632213 Jalan pedesaan luar kota antara kota2 di Swiss dalam perjalanan pulang ke Zurich Artinya bahwa punduduk nya cukup sedikit, dimana yang aku dengar pun mereka 'kehabisan' genersi muda. Sekilas pengamatan, petani dan peternak yang aku lihat adalah orang2 dewasa diatas 30 atau 40 tahun. Dimana generasi muda mereka? 14273611041253574367 14273611041253574367 14273611272072219285 14273611272072219285 Seorang tua dengan kuda nya, mengingatkan aku tentang cerita Heidi, kakek2 peternak kambing di Mainfield, Swiss. Hujan dan padang rumput hijau terpampang segar di depan mataku ..... Antara rumah2 cukup jauh dan rapih. Pasti terdapat kebun depan rumah dan bench2 untuk bersantai keluarga ..... Langit cerah dan mendung menggantung silih berganti di sekeliling kami. Dalam 1 hari ini, foto2 kami ada yang berlangit biru cerah atau ada foto2 yang berlangit mendung kelabu. Cepat sekali bergantian. Kadang ada yang gerimis, apalagi hujan deras di Puncak Titlis, kadang juga tanpa hujan dan langit biru, seperti di Luzern. 14273611591748819997 14273611591748819997 1427361181304406003 1427361181304406003 Gereja kecil tua, tenang dan senyap di tepi Danau Luzern. Perumahan bertingkat yang didiami beberapa keluarga seperti apartemeb 4 dan 5 lantai khas Swiss ..... 14273612131092750403 14273612131092750403 14273612351726118062 14273612351726118062 Memasuki beberapa kota kecil antara pedesaan, pemeerintah Swiss tetap membangun d=fasilitas ciamik untuk warganya. Bersih, segar dan tetap indah ..... 1427361265765450354 1427361265765450354 1427361286461645078 1427361286461645078 Fasilitas trem listrik pun dibangun untuk warga, walau ini berada di sebuah kota kecil, di tepi Danau Luzern. Garis merah di foto diatas, merupakan fasilitas jalan untuk bersepeda, bahkan juga untuk berkuda ..... 14273613321821366503 14273613321821366503 1427361356666371472 1427361356666371472 Taman ingkungan di tepi Danau Luzern, dengan bunga2 sisa musim semi sejak Maret sampai Juni 2014, masih terpampang di depan mataku, dengan indah nya! Dan Fasilitas sepeda sangat nyama dengan pedestrian sesuai dengan kebutuhan warga. 14273613871964282116 14273613871964282116 1427361445897948149 1427361445897948149 Walau di kota kecil, pemerintah juga menyediakan hotel2 kecil. Pasarnya memang hanya warga local, tetapi tidak menutup kemungkinan wisatawan asing yang ingin 'mengasingkan diri' di kota kecil Swiss bisa menyewa hotel2 tersebuut. Juga walau di kota kecil, perbaikan jalan pun sangat rapi, denan tanda2 dan marka2 jalan dengan standard internasional. Tanpa tanah, tanpa berantakan, dan pekerjanya sangat sedikit! Nyama tetap berkendara, karena semua wawrga payuh mentaati aturan2 yang telah digariskan ..... **Kapan Indonesia seperti itu? Antara masing2 kota besar di Swiss, paling tidak selama perjalanaku dari Zurich, Luzern, Pilatus, Titlis, kembali lagi ke Luzern dan Zurich lewat jalan yang sedikit berbeda ( pedesaan yang berbeda ), terdapat beberapa kota kecil yang diselingi dengna jalan luar kota ( pedesaan ). Ketika perjalanan awal dari Zurich kami masuk ke jalan tol supaya cepat dan ketika kembali ke Zurich, kami melewati jalan2 kecil, kota2 keciluntuk melihat2 keindahan Swiss dalam kacamata yang berbeda ..... dan sungguh, itu membuah aku semakin terpana untuk sebuah mimpi baru, tentang kehidupan di Swiss ..... Tidak terasa, kami memasuki Zurich, kota terbesar dan termahal di Swiss. Kami berhenti di tengah kota, untuk lebih memudahkan kami, karena dekat dengan segala macam stasiun, untuk kereta, bus atau taxi. Walau sebenarnya, kami justru ingin kembali lagi di tempat semula ( Central Tour ), karena sangat dekat dengagn hotel kami. Tetapi, sudahlah ..... untung juga untuk kami, karena sempat masuk dan berjalan2 ke semua stasiun di Zurich, yang biasanya hanya ada di film2 yang kami tonton .....

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/christiesuharto/melihat-kehidupan-di-kota-kota-kecil-dan-desa-desa-swiss_552e433f6ea834c2338b4573
Melihat Kehidupan di Kota-Kota Kecil dan Desa-Desa Swiss 26 Maret 2015 16:18:36 Diperbarui: 17 Juni 2015 08:58:17 Dibaca : 1,774 Komentar : 2 Nilai : 1 Melihat Kehidupan di Kota-Kota Kecil dan Desa-Desa Swiss 1427360924752685484 By Christie Damayanti Dokumen Pribadi Bawaanku cukup banyak setelah berberlanjadi di Luzern. Perjalanan kami dari Luzern ke Zurich tidak memakan waktu lama. Memang agak sedikit macet karena waktu itu adalah jam2 sibuk pulang kantor ( sekitar jam 5.30 an ) , tetapi tidak semacet di Jakarta, bahkan menurutkku itu tidak macet sama sekali, Cuma mengantri .... Hihihi .... Sambil bercanda di bus, kami bercerita apa yang kami senang dalam tour kali ini. Sambil juga kami makan coklat yang kami beli di Luzern. Membuka oleh2 jam tangan kesukaan masing2 dan berceloteh riang untuk rencana besok. Menyenangkan, ketika ternyata semua jerih payahku menabung 3 tahun ini untuk berwisata di Eropa, membuahkan hasil yang nyata. Bukan tentang 'wisatanya' saja, tetapi kebersamaanku dengan 2 anak2ku semakin erat terasa. Dan semakin aku merasa, mereka semakin saling menyayangi dalam 1 keluarga ..... Banyak teman2 wisatawan dalam tour kali ini, saat itu kecapekan. Banyak dari mereka hanya tidur sampai Zurich. Memang capek. Dari berangkat jam 10.00 an lalu bermain Pilatus dan di Titlis, makan di puncak Titlis sampai belanja di Luzern, membuat hati senang dan excited. Itu memang capek. Tetapi bahagia ..... Dan aku dan anak2ku sama sekali tidak merasa kecapekan ...... Kami bertiga justru tertawa2 tidak berhenti. Cuaca yang menjandi lebih ramah denan matahari bersinar lewat awan2 putih yang berarak di langit biru, membuat ksmi semakin riang. Padahal waktu itu sekitar jam 6 sore tetapi ketika musim panas tiba, di Eropa akan terus seterang siang hari sampai jam 10 malam. 1427360957989202021 1427360957989202021 14273609761059094518 14273609761059094518 Anak2ku riang bercanda berdua ..... Bus kami cukup cepat melaju dijalan raya. Sedikit macet ketika mau memasuki Zurich. Tetapi untukku, sekali lagi itu bukan kemacetan, cuma mengantri, hihihi ..... Di dalam bus watu itu, aku semoat berpikir sejenak. Mengumpulkan memori kebahagiaan, berlibur bersama dengan ke-2 anak2ku. Waktu itu memang baru 8 hari kami mengarungi liburan bersama di Eropa. Memang masih kurang dari ½ perjalanan kami, tetapi aku pun sudah memikirkan tentang bagaimana kita liburan ini selesai. Dan aku seakan tidak mau liburan bersama ini selesai begitu saja. Aku harus memikirkan rencana2 liburan bersama dengan anak2ku lagi, jika ada waktu libur yang bersamaan. Aku hanya tersenyum2 saja melihat anak2ku bercanda. Sambil mendengarkan apa yang mereka perbincangkan, aku melihat2 keluar jendela bus. Jendela besar dan bersih, tanpa satu pun titik noda yang aku lihat, sungguh membuat hatiku nyaman. Rumah2 pedesaan perjalanan dari Luzern ke Zurich membuat aku benar2 terkesan. Jarak antar 1 rumah ke rumah lain, cukup jauh tetapi masih bisa dicapai dengan jalan kaki, apalagi jika kita sedang berjalan di jalan bebas hambatan ( jalan tol ). Lingkungannya sangat hijau dan nyaman. Kegiatan mereka hanya bertani ( sepertinya juga tidak banyak lahan yang ditanami. Mereka menanam sayuran dan rermputan untuk pakan ternak ). 14273610121935751531 14273610121935751531 1427361073178632213 1427361073178632213 Jalan pedesaan luar kota antara kota2 di Swiss dalam perjalanan pulang ke Zurich Artinya bahwa punduduk nya cukup sedikit, dimana yang aku dengar pun mereka 'kehabisan' genersi muda. Sekilas pengamatan, petani dan peternak yang aku lihat adalah orang2 dewasa diatas 30 atau 40 tahun. Dimana generasi muda mereka? 14273611041253574367 14273611041253574367 14273611272072219285 14273611272072219285 Seorang tua dengan kuda nya, mengingatkan aku tentang cerita Heidi, kakek2 peternak kambing di Mainfield, Swiss. Hujan dan padang rumput hijau terpampang segar di depan mataku ..... Antara rumah2 cukup jauh dan rapih. Pasti terdapat kebun depan rumah dan bench2 untuk bersantai keluarga ..... Langit cerah dan mendung menggantung silih berganti di sekeliling kami. Dalam 1 hari ini, foto2 kami ada yang berlangit biru cerah atau ada foto2 yang berlangit mendung kelabu. Cepat sekali bergantian. Kadang ada yang gerimis, apalagi hujan deras di Puncak Titlis, kadang juga tanpa hujan dan langit biru, seperti di Luzern. 14273611591748819997 14273611591748819997 1427361181304406003 1427361181304406003 Gereja kecil tua, tenang dan senyap di tepi Danau Luzern. Perumahan bertingkat yang didiami beberapa keluarga seperti apartemeb 4 dan 5 lantai khas Swiss ..... 14273612131092750403 14273612131092750403 14273612351726118062 14273612351726118062 Memasuki beberapa kota kecil antara pedesaan, pemeerintah Swiss tetap membangun d=fasilitas ciamik untuk warganya. Bersih, segar dan tetap indah ..... 1427361265765450354 1427361265765450354 1427361286461645078 1427361286461645078 Fasilitas trem listrik pun dibangun untuk warga, walau ini berada di sebuah kota kecil, di tepi Danau Luzern. Garis merah di foto diatas, merupakan fasilitas jalan untuk bersepeda, bahkan juga untuk berkuda ..... 14273613321821366503 14273613321821366503 1427361356666371472 1427361356666371472 Taman ingkungan di tepi Danau Luzern, dengan bunga2 sisa musim semi sejak Maret sampai Juni 2014, masih terpampang di depan mataku, dengan indah nya! Dan Fasilitas sepeda sangat nyama dengan pedestrian sesuai dengan kebutuhan warga. 14273613871964282116 14273613871964282116 1427361445897948149 1427361445897948149 Walau di kota kecil, pemerintah juga menyediakan hotel2 kecil. Pasarnya memang hanya warga local, tetapi tidak menutup kemungkinan wisatawan asing yang ingin 'mengasingkan diri' di kota kecil Swiss bisa menyewa hotel2 tersebuut. Juga walau di kota kecil, perbaikan jalan pun sangat rapi, denan tanda2 dan marka2 jalan dengan standard internasional. Tanpa tanah, tanpa berantakan, dan pekerjanya sangat sedikit! Nyama tetap berkendara, karena semua wawrga payuh mentaati aturan2 yang telah digariskan ..... **Kapan Indonesia seperti itu? Antara masing2 kota besar di Swiss, paling tidak selama perjalanaku dari Zurich, Luzern, Pilatus, Titlis, kembali lagi ke Luzern dan Zurich lewat jalan yang sedikit berbeda ( pedesaan yang berbeda ), terdapat beberapa kota kecil yang diselingi dengna jalan luar kota ( pedesaan ). Ketika perjalanan awal dari Zurich kami masuk ke jalan tol supaya cepat dan ketika kembali ke Zurich, kami melewati jalan2 kecil, kota2 keciluntuk melihat2 keindahan Swiss dalam kacamata yang berbeda ..... dan sungguh, itu membuah aku semakin terpana untuk sebuah mimpi baru, tentang kehidupan di Swiss ..... Tidak terasa, kami memasuki Zurich, kota terbesar dan termahal di Swiss. Kami berhenti di tengah kota, untuk lebih memudahkan kami, karena dekat dengan segala macam stasiun, untuk kereta, bus atau taxi. Walau sebenarnya, kami justru ingin kembali lagi di tempat semula ( Central Tour ), karena sangat dekat dengagn hotel kami. Tetapi, sudahlah ..... untung juga untuk kami, karena sempat masuk dan berjalan2 ke semua stasiun di Zurich, yang biasanya hanya ada di film2 yang kami tonton .....

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/christiesuharto/melihat-kehidupan-di-kota-kota-kecil-dan-desa-desa-swiss_552e433f6ea834c2338b4573
Welcome home, Zurich ..... Sebelumnya : Pesona dan Keindahan Danau Luzern [Vierwaldstättersee] 'Luzern, Swiss ' : Kota Kecil Berpotensi Besar Belanja Jam dan Coklat di 'Shopping Street' Grendelstrasse, Schwanenplatz, Luzern [Engelberg] 'Kota Malaikat' : Salah Satu Kota Tercantik di Dunia yang tidak ter-'Blow Up' Tidak Bisa Bermain Salju di Titlis karena Hujan? Berfoto Saja, Yuuukkk ..... 'Glacier Cave' : Cerita Gua Es dan Mimpi Sensasi Makan Siang di Puncak Gunung Titlis, dan Harganya?? Wooww ..... Keindahan Salju di Titlis, Berbalut dengan 'Kengerian' ..... Menuju Puncak Titlis [ 2.238 Meter dari Permukaan Laut ] dengan 'Cable Car' Dari Alpnachstad, Menuju Puncak 'Mount Pilatus' ..... Pemandangan Swiss, Cantik? Indonesia juga! Tetapi ..... Jangan Pernah Berkata "Mahal" Jika Berniat Wisata ke Luar Negeri ..... "Sendiri" di Limmatstrasse Garden, Zurich City Inspirasi dari 'Zurich City' untuk Tempat Tinggal yang Nyaman Bagi Warganya 'Zurich City' : Kota Metropolitan yang Peduli Kepada Warganya 'Zurich Lake' : Pemukiman Mahal untuk Sebuah Gaya Hidup Indahnya 'Zurich Lake' [ Zurichsee ] ..... Kota Tua Zurich: Mengadaptasikan Konsep Modern Kota Dunia Berkeliling di Kota Tua Zurich, di Swiss Hari Kedua di Zurich : Hidup Itu Sangat Singkat Ketika Mukjizat Tuhan Datang Tepat Pada Waktunya ..... Selamat Datang di Swiss, Selamat Tinggal Belanda Christie Damayanti /christiesuharto TERVERIFIKASI Just a stroke survivor & cancer survivor, architect, 'urban and city planner', traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com Selengkapnya... IKUTI Share 0 0 0 KOMPASIANA ADALAH MEDIA WARGA, SETIAP KONTEN DIBUAT OLEH DAN MENJADI TANGGUNGJAWAB PENULIS. LABEL kompasianatv freez jalanjalan wisata TANGGAPI DENGAN ARTIKEL RESPONS : 0 NILAI : 1 Beri Nilai Wang Eddy Menarik KOMENTAR : 2 Afriska Ambarita27 Maret 2015 00:35:57 Pemandangannya bagus banget Mba Christie......... Balas Wang Eddy27 Maret 2015 01:04:50 menarik Mbak Christie :grin: thanks for sharing Mbak :smile: Balas Featured Article [31 Mei] Hari Tanpa Tembakau Sedunia vs Devisa Negara Riana Dewie 31 Mei Headline 1 Sudah Tepatkah Reshuffle Kabinet Kerja? RM TPA II 31 Mei 2016 2 Ini Dia 6 Pemenang Kompasiana Blog Competition "Aku Cinta Keuangan Syariah" Kompasiana 31 Mei 2016 3 Sampai Kapan Asap Mengepul di Bibir Remaja Kita? Ganendra X 31 Mei 2016 4 [Fiksi Kuliner] Mau Dapat Tas Cantik? Ikuti "Event" Ini! Fiksiana Community 31 Mei 2016 5 Puasa dengan Aroma Korupsi Iskandar Zulkarnain 30 Mei 2016 Nilai Tertinggi Perang Tempo vs @Kurawa Adalah Perang Intel? Old Imp 31 Mei Pak Ahok di Kibuli Sibenyu 31 Mei Kasihan, Ternyata Heru Cuma Ban Serep Yon Bayu 31 Mei Apes, Ahok Bisa Kembali Kehilangan Hak Konstitusionalnya Yon Bayu 31 Mei [KPK] Apapun Makannya, Minumnya Es Campur yang Manis dan Segar Cuker 31 Mei Terpopuler Kasihan, Ternyata Heru Cuma Ban Serep Yon Bayu 31 Mei Isu Mundurnya Heru : Pengumpul KTP, Mesti Berapa Kali Dikadalin Ahok? Go Teng Shin 31 Mei Apes, Ahok Bisa Kembali Kehilangan Hak Konstitusionalnya Yon Bayu 31 Mei Lawan Parpol : Ahok is the Best Axtea 99 31 Mei Pak Ahok di Kibuli Sibenyu 31 Mei Tren di Google Ketika Jokowi Melawan Bandit-Bandit Listrik Nandita Sulandari 28 Mei 2016 Inikah Penyebab Tempo Menyerang Ahok? Mike Reyssent 30 Mei 2016 Kasihan, Ternyata Heru Cuma Ban Serep Yon Bayu 31 Mei 2016 Isu Mundurnya Heru : Pengumpul KTP, Mesti Berapa Kali Dikadalin Ahok? Go Teng Shin 31 Mei 2016 Arogannya China di Laut Natuna mohammad mustain 31 Mei 2016 Gres Sudah Tepatkah Reshuffle Kabinet Kerja? RM TPA II 31 Mei Uuk Paramahita dan Seni Rupa Kontemplasi Yudha Bantono 31 Mei [Dilema] PTN Favorit antara Gengsi, Nepotisme, dan Ilmu RM TPA II 31 Mei Lahirnya UU PK, Artefak Penting Profesi Sabaruddin Siregar,CA 31 Mei Ihtifal Maiyah; Perjamuan, Kemesraan, Perjalanan Andy Setyanta 31 Mei Close Ads X Tentang Kompasiana Syarat & Ketentuan

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/christiesuharto/melihat-kehidupan-di-kota-kota-kecil-dan-desa-desa-swiss_552e433f6ea834c2338b4573

Tidak ada komentar:

Posting Komentar