Melihat Kehidupan di Kota-Kota
Kecil dan Desa-Desa Swiss
Dokumen
Pribadi
Bawaanku cukup banyak setelah berberlanjadi di Luzern. Perjalanan kami dari
Luzern ke Zurich tidak memakan waktu lama. Memang agak sedikit macet karena
waktu itu adalah jam2 sibuk pulang kantor ( sekitar jam 5.30 an ) , tetapi
tidak semacet di Jakarta, bahkan menurutkku itu tidak macet sama sekali, Cuma
mengantri .... Hihihi ....
Sambil bercanda di bus, kami bercerita apa yang kami
senang dalam tour kali ini. Sambil juga kami makan coklat yang kami beli di
Luzern. Membuka oleh2 jam tangan kesukaan masing2 dan berceloteh riang untuk
rencana besok.
Menyenangkan, ketika ternyata semua jerih payahku
menabung 3 tahun ini untuk berwisata di Eropa, membuahkan hasil yang nyata.
Bukan tentang 'wisatanya' saja, tetapi kebersamaanku dengan 2 anak2ku semakin
erat terasa. Dan semakin aku merasa, mereka semakin saling menyayangi dalam 1
keluarga .....
Banyak teman2 wisatawan dalam tour kali ini, saat itu
kecapekan. Banyak dari mereka hanya tidur sampai Zurich. Memang capek. Dari
berangkat jam 10.00 an lalu bermain Pilatus dan di Titlis, makan di puncak
Titlis sampai belanja di Luzern, membuat hati senang dan excited. Itu memang
capek. Tetapi bahagia ..... Dan aku dan anak2ku sama sekali tidak merasa
kecapekan ......
Kami bertiga justru tertawa2 tidak berhenti. Cuaca yang
menjandi lebih ramah denan matahari bersinar lewat awan2 putih yang berarak di
langit biru, membuat ksmi semakin riang. Padahal waktu itu sekitar jam 6 sore
tetapi ketika musim panas tiba, di Eropa akan terus seterang siang hari sampai
jam 10 malam.
Anak2ku riang bercanda berdua .....
Bus kami cukup cepat melaju dijalan raya. Sedikit macet
ketika mau memasuki Zurich. Tetapi untukku, sekali lagi itu bukan kemacetan,
cuma mengantri, hihihi .....
Di dalam bus watu itu, aku semoat berpikir sejenak.
Mengumpulkan memori kebahagiaan, berlibur bersama dengan ke-2 anak2ku. Waktu
itu memang baru 8 hari kami mengarungi liburan bersama di Eropa. Memang masih
kurang dari ½ perjalanan kami, tetapi aku pun sudah memikirkan tentang
bagaimana kita liburan ini selesai. Dan aku seakan tidak mau liburan bersama
ini selesai begitu saja. Aku harus memikirkan rencana2 liburan bersama dengan
anak2ku lagi, jika ada waktu libur yang bersamaan.
Aku hanya tersenyum2 saja melihat anak2ku bercanda. Sambil
mendengarkan apa yang mereka perbincangkan, aku melihat2 keluar jendela bus.
Jendela besar dan bersih, tanpa satu pun titik noda yang aku lihat, sungguh
membuat hatiku nyaman.
Rumah2 pedesaan perjalanan dari Luzern ke Zurich membuat
aku benar2 terkesan. Jarak antar 1 rumah ke rumah lain, cukup jauh tetapi masih
bisa dicapai dengan jalan kaki, apalagi jika kita sedang berjalan di jalan
bebas hambatan ( jalan tol ). Lingkungannya sangat hijau dan nyaman. Kegiatan
mereka hanya bertani ( sepertinya juga tidak banyak lahan yang ditanami. Mereka
menanam sayuran dan rermputan untuk pakan ternak ).
Jalan pedesaan luar kota antara kota2 di Swiss dalam
perjalanan pulang ke Zurich
Artinya bahwa punduduk nya cukup sedikit, dimana yang aku
dengar pun mereka 'kehabisan' genersi muda. Sekilas pengamatan, petani dan
peternak yang aku lihat adalah orang2 dewasa diatas 30 atau 40 tahun. Dimana
generasi muda mereka?
Seorang tua dengan kuda nya, mengingatkan aku tentang
cerita Heidi, kakek2 peternak kambing di Mainfield, Swiss. Hujan dan padang
rumput hijau terpampang segar di depan mataku .....
Antara rumah2 cukup jauh dan rapih. Pasti terdapat kebun
depan rumah dan bench2 untuk bersantai keluarga .....
Langit cerah dan mendung menggantung silih berganti di
sekeliling kami. Dalam 1 hari ini, foto2 kami ada yang berlangit biru cerah
atau ada foto2 yang berlangit mendung kelabu. Cepat sekali bergantian. Kadang
ada yang gerimis, apalagi hujan deras di Puncak Titlis, kadang juga tanpa hujan
dan langit biru, seperti di Luzern.
Walau di kota kecil, pemerintah juga menyediakan hotel2
kecil. Pasarnya memang hanya warga local, tetapi tidak menutup kemungkinan
wisatawan asing yang ingin 'mengasingkan diri' di kota kecil Swiss bisa menyewa
hotel2 tersebuut.
Juga walau di kota kecil, perbaikan jalan pun sangat
rapi, denan tanda2 dan marka2 jalan dengan standard internasional. Tanpa tanah,
tanpa berantakan, dan pekerjanya sangat sedikit! Nyama tetap berkendara, karena
semua wawrga payuh mentaati aturan2 yang telah digariskan .....
**Kapan Indonesia seperti itu?
Antara masing2 kota besar di Swiss, paling tidak selama
perjalanaku dari Zurich, Luzern, Pilatus, Titlis, kembali lagi ke Luzern dan
Zurich lewat jalan yang sedikit berbeda ( pedesaan yang berbeda ), terdapat
beberapa kota kecil yang diselingi dengna jalan luar kota ( pedesaan ). Ketika
perjalanan awal dari Zurich kami masuk ke jalan tol supaya cepat dan ketika
kembali ke Zurich, kami melewati jalan2 kecil, kota2 keciluntuk melihat2
keindahan Swiss dalam kacamata yang berbeda ..... dan sungguh, itu membuah aku
semakin terpana untuk sebuah mimpi baru, tentang kehidupan di Swiss .....
Tidak terasa, kami memasuki Zurich, kota terbesar dan
termahal di Swiss. Kami berhenti di tengah kota, untuk lebih memudahkan kami,
karena dekat dengan segala macam stasiun, untuk kereta, bus atau taxi. Walau
sebenarnya, kami justru ingin kembali lagi di tempat semula ( Central Tour ),
karena sangat dekat dengagn hotel kami. Tetapi, sudahlah ..... untung juga
untuk kami, karena sempat masuk dan berjalan2 ke semua stasiun di Zurich, yang
biasanya hanya ada di film2 yang kami tonton .....
Welcome home, Zurich .....
Melihat Kehidupan di
Kota-Kota Kecil dan Desa-Desa Swiss
26 Maret 2015 16:18:36 Diperbarui: 17 Juni 2015 08:58:17 Dibaca : 1,774
Komentar : 2 Nilai : 1
Melihat Kehidupan di Kota-Kota Kecil dan Desa-Desa Swiss
1427360924752685484
By Christie Damayanti
Dokumen Pribadi
Bawaanku cukup banyak setelah berberlanjadi di Luzern. Perjalanan kami
dari Luzern ke Zurich tidak memakan waktu lama. Memang agak sedikit
macet karena waktu itu adalah jam2 sibuk pulang kantor ( sekitar jam
5.30 an ) , tetapi tidak semacet di Jakarta, bahkan menurutkku itu tidak
macet sama sekali, Cuma mengantri .... Hihihi ....
Sambil bercanda di bus, kami bercerita apa yang kami senang dalam tour
kali ini. Sambil juga kami makan coklat yang kami beli di Luzern.
Membuka oleh2 jam tangan kesukaan masing2 dan berceloteh riang untuk
rencana besok.
Menyenangkan, ketika ternyata semua jerih payahku menabung 3 tahun ini
untuk berwisata di Eropa, membuahkan hasil yang nyata. Bukan tentang
'wisatanya' saja, tetapi kebersamaanku dengan 2 anak2ku semakin erat
terasa. Dan semakin aku merasa, mereka semakin saling menyayangi dalam 1
keluarga .....
Banyak teman2 wisatawan dalam tour kali ini, saat itu kecapekan. Banyak
dari mereka hanya tidur sampai Zurich. Memang capek. Dari berangkat jam
10.00 an lalu bermain Pilatus dan di Titlis, makan di puncak Titlis
sampai belanja di Luzern, membuat hati senang dan excited. Itu memang
capek. Tetapi bahagia ..... Dan aku dan anak2ku sama sekali tidak merasa
kecapekan ......
Kami bertiga justru tertawa2 tidak berhenti. Cuaca yang menjandi lebih
ramah denan matahari bersinar lewat awan2 putih yang berarak di langit
biru, membuat ksmi semakin riang. Padahal waktu itu sekitar jam 6 sore
tetapi ketika musim panas tiba, di Eropa akan terus seterang siang hari
sampai jam 10 malam.
1427360957989202021
1427360957989202021
14273609761059094518
14273609761059094518
Anak2ku riang bercanda berdua .....
Bus kami cukup cepat melaju dijalan raya. Sedikit macet ketika mau
memasuki Zurich. Tetapi untukku, sekali lagi itu bukan kemacetan, cuma
mengantri, hihihi .....
Di dalam bus watu itu, aku semoat berpikir sejenak. Mengumpulkan memori
kebahagiaan, berlibur bersama dengan ke-2 anak2ku. Waktu itu memang baru
8 hari kami mengarungi liburan bersama di Eropa. Memang masih kurang
dari ½ perjalanan kami, tetapi aku pun sudah memikirkan tentang
bagaimana kita liburan ini selesai. Dan aku seakan tidak mau liburan
bersama ini selesai begitu saja. Aku harus memikirkan rencana2 liburan
bersama dengan anak2ku lagi, jika ada waktu libur yang bersamaan.
Aku hanya tersenyum2 saja melihat anak2ku bercanda. Sambil mendengarkan
apa yang mereka perbincangkan, aku melihat2 keluar jendela bus. Jendela
besar dan bersih, tanpa satu pun titik noda yang aku lihat, sungguh
membuat hatiku nyaman.
Rumah2 pedesaan perjalanan dari Luzern ke Zurich membuat aku benar2
terkesan. Jarak antar 1 rumah ke rumah lain, cukup jauh tetapi masih
bisa dicapai dengan jalan kaki, apalagi jika kita sedang berjalan di
jalan bebas hambatan ( jalan tol ). Lingkungannya sangat hijau dan
nyaman. Kegiatan mereka hanya bertani ( sepertinya juga tidak banyak
lahan yang ditanami. Mereka menanam sayuran dan rermputan untuk pakan
ternak ).
14273610121935751531
14273610121935751531
1427361073178632213
1427361073178632213
Jalan pedesaan luar kota antara kota2 di Swiss dalam perjalanan pulang
ke Zurich
Artinya bahwa punduduk nya cukup sedikit, dimana yang aku dengar pun
mereka 'kehabisan' genersi muda. Sekilas pengamatan, petani dan peternak
yang aku lihat adalah orang2 dewasa diatas 30 atau 40 tahun. Dimana
generasi muda mereka?
14273611041253574367
14273611041253574367
14273611272072219285
14273611272072219285
Seorang tua dengan kuda nya, mengingatkan aku tentang cerita Heidi,
kakek2 peternak kambing di Mainfield, Swiss. Hujan dan padang rumput
hijau terpampang segar di depan mataku .....
Antara rumah2 cukup jauh dan rapih. Pasti terdapat kebun depan rumah dan
bench2 untuk bersantai keluarga .....
Langit cerah dan mendung menggantung silih berganti di sekeliling kami.
Dalam 1 hari ini, foto2 kami ada yang berlangit biru cerah atau ada
foto2 yang berlangit mendung kelabu. Cepat sekali bergantian. Kadang ada
yang gerimis, apalagi hujan deras di Puncak Titlis, kadang juga tanpa
hujan dan langit biru, seperti di Luzern.
14273611591748819997
14273611591748819997
1427361181304406003
1427361181304406003
Gereja kecil tua, tenang dan senyap di tepi Danau Luzern. Perumahan
bertingkat yang didiami beberapa keluarga seperti apartemeb 4 dan 5
lantai khas Swiss .....
14273612131092750403
14273612131092750403
14273612351726118062
14273612351726118062
Memasuki beberapa kota kecil antara pedesaan, pemeerintah Swiss tetap
membangun d=fasilitas ciamik untuk warganya. Bersih, segar dan tetap
indah .....
1427361265765450354
1427361265765450354
1427361286461645078
1427361286461645078
Fasilitas trem listrik pun dibangun untuk warga, walau ini berada di
sebuah kota kecil, di tepi Danau Luzern. Garis merah di foto diatas,
merupakan fasilitas jalan untuk bersepeda, bahkan juga untuk berkuda
.....
14273613321821366503
14273613321821366503
1427361356666371472
1427361356666371472
Taman ingkungan di tepi Danau Luzern, dengan bunga2 sisa musim semi
sejak Maret sampai Juni 2014, masih terpampang di depan mataku, dengan
indah nya! Dan Fasilitas sepeda sangat nyama dengan pedestrian sesuai
dengan kebutuhan warga.
14273613871964282116
14273613871964282116
1427361445897948149
1427361445897948149
Walau di kota kecil, pemerintah juga menyediakan hotel2 kecil. Pasarnya
memang hanya warga local, tetapi tidak menutup kemungkinan wisatawan
asing yang ingin 'mengasingkan diri' di kota kecil Swiss bisa menyewa
hotel2 tersebuut.
Juga walau di kota kecil, perbaikan jalan pun sangat rapi, denan tanda2
dan marka2 jalan dengan standard internasional. Tanpa tanah, tanpa
berantakan, dan pekerjanya sangat sedikit! Nyama tetap berkendara,
karena semua wawrga payuh mentaati aturan2 yang telah digariskan .....
**Kapan Indonesia seperti itu?
Antara masing2 kota besar di Swiss, paling tidak selama perjalanaku dari
Zurich, Luzern, Pilatus, Titlis, kembali lagi ke Luzern dan Zurich
lewat jalan yang sedikit berbeda ( pedesaan yang berbeda ), terdapat
beberapa kota kecil yang diselingi dengna jalan luar kota ( pedesaan ).
Ketika perjalanan awal dari Zurich kami masuk ke jalan tol supaya cepat
dan ketika kembali ke Zurich, kami melewati jalan2 kecil, kota2
keciluntuk melihat2 keindahan Swiss dalam kacamata yang berbeda .....
dan sungguh, itu membuah aku semakin terpana untuk sebuah mimpi baru,
tentang kehidupan di Swiss .....
Tidak terasa, kami memasuki Zurich, kota terbesar dan termahal di Swiss.
Kami berhenti di tengah kota, untuk lebih memudahkan kami, karena dekat
dengan segala macam stasiun, untuk kereta, bus atau taxi. Walau
sebenarnya, kami justru ingin kembali lagi di tempat semula ( Central
Tour ), karena sangat dekat dengagn hotel kami. Tetapi, sudahlah .....
untung juga untuk kami, karena sempat masuk dan berjalan2 ke semua
stasiun di Zurich, yang biasanya hanya ada di film2 yang kami tonton
.....
Selengkapnya :
http://www.kompasiana.com/christiesuharto/melihat-kehidupan-di-kota-kota-kecil-dan-desa-desa-swiss_552e433f6ea834c2338b4573
Melihat Kehidupan di
Kota-Kota Kecil dan Desa-Desa Swiss
26 Maret 2015 16:18:36 Diperbarui: 17 Juni 2015 08:58:17 Dibaca : 1,774
Komentar : 2 Nilai : 1
Melihat Kehidupan di Kota-Kota Kecil dan Desa-Desa Swiss
1427360924752685484
By Christie Damayanti
Dokumen Pribadi
Bawaanku cukup banyak setelah berberlanjadi di Luzern. Perjalanan kami
dari Luzern ke Zurich tidak memakan waktu lama. Memang agak sedikit
macet karena waktu itu adalah jam2 sibuk pulang kantor ( sekitar jam
5.30 an ) , tetapi tidak semacet di Jakarta, bahkan menurutkku itu tidak
macet sama sekali, Cuma mengantri .... Hihihi ....
Sambil bercanda di bus, kami bercerita apa yang kami senang dalam tour
kali ini. Sambil juga kami makan coklat yang kami beli di Luzern.
Membuka oleh2 jam tangan kesukaan masing2 dan berceloteh riang untuk
rencana besok.
Menyenangkan, ketika ternyata semua jerih payahku menabung 3 tahun ini
untuk berwisata di Eropa, membuahkan hasil yang nyata. Bukan tentang
'wisatanya' saja, tetapi kebersamaanku dengan 2 anak2ku semakin erat
terasa. Dan semakin aku merasa, mereka semakin saling menyayangi dalam 1
keluarga .....
Banyak teman2 wisatawan dalam tour kali ini, saat itu kecapekan. Banyak
dari mereka hanya tidur sampai Zurich. Memang capek. Dari berangkat jam
10.00 an lalu bermain Pilatus dan di Titlis, makan di puncak Titlis
sampai belanja di Luzern, membuat hati senang dan excited. Itu memang
capek. Tetapi bahagia ..... Dan aku dan anak2ku sama sekali tidak merasa
kecapekan ......
Kami bertiga justru tertawa2 tidak berhenti. Cuaca yang menjandi lebih
ramah denan matahari bersinar lewat awan2 putih yang berarak di langit
biru, membuat ksmi semakin riang. Padahal waktu itu sekitar jam 6 sore
tetapi ketika musim panas tiba, di Eropa akan terus seterang siang hari
sampai jam 10 malam.
1427360957989202021
1427360957989202021
14273609761059094518
14273609761059094518
Anak2ku riang bercanda berdua .....
Bus kami cukup cepat melaju dijalan raya. Sedikit macet ketika mau
memasuki Zurich. Tetapi untukku, sekali lagi itu bukan kemacetan, cuma
mengantri, hihihi .....
Di dalam bus watu itu, aku semoat berpikir sejenak. Mengumpulkan memori
kebahagiaan, berlibur bersama dengan ke-2 anak2ku. Waktu itu memang baru
8 hari kami mengarungi liburan bersama di Eropa. Memang masih kurang
dari ½ perjalanan kami, tetapi aku pun sudah memikirkan tentang
bagaimana kita liburan ini selesai. Dan aku seakan tidak mau liburan
bersama ini selesai begitu saja. Aku harus memikirkan rencana2 liburan
bersama dengan anak2ku lagi, jika ada waktu libur yang bersamaan.
Aku hanya tersenyum2 saja melihat anak2ku bercanda. Sambil mendengarkan
apa yang mereka perbincangkan, aku melihat2 keluar jendela bus. Jendela
besar dan bersih, tanpa satu pun titik noda yang aku lihat, sungguh
membuat hatiku nyaman.
Rumah2 pedesaan perjalanan dari Luzern ke Zurich membuat aku benar2
terkesan. Jarak antar 1 rumah ke rumah lain, cukup jauh tetapi masih
bisa dicapai dengan jalan kaki, apalagi jika kita sedang berjalan di
jalan bebas hambatan ( jalan tol ). Lingkungannya sangat hijau dan
nyaman. Kegiatan mereka hanya bertani ( sepertinya juga tidak banyak
lahan yang ditanami. Mereka menanam sayuran dan rermputan untuk pakan
ternak ).
14273610121935751531
14273610121935751531
1427361073178632213
1427361073178632213
Jalan pedesaan luar kota antara kota2 di Swiss dalam perjalanan pulang
ke Zurich
Artinya bahwa punduduk nya cukup sedikit, dimana yang aku dengar pun
mereka 'kehabisan' genersi muda. Sekilas pengamatan, petani dan peternak
yang aku lihat adalah orang2 dewasa diatas 30 atau 40 tahun. Dimana
generasi muda mereka?
14273611041253574367
14273611041253574367
14273611272072219285
14273611272072219285
Seorang tua dengan kuda nya, mengingatkan aku tentang cerita Heidi,
kakek2 peternak kambing di Mainfield, Swiss. Hujan dan padang rumput
hijau terpampang segar di depan mataku .....
Antara rumah2 cukup jauh dan rapih. Pasti terdapat kebun depan rumah dan
bench2 untuk bersantai keluarga .....
Langit cerah dan mendung menggantung silih berganti di sekeliling kami.
Dalam 1 hari ini, foto2 kami ada yang berlangit biru cerah atau ada
foto2 yang berlangit mendung kelabu. Cepat sekali bergantian. Kadang ada
yang gerimis, apalagi hujan deras di Puncak Titlis, kadang juga tanpa
hujan dan langit biru, seperti di Luzern.
14273611591748819997
14273611591748819997
1427361181304406003
1427361181304406003
Gereja kecil tua, tenang dan senyap di tepi Danau Luzern. Perumahan
bertingkat yang didiami beberapa keluarga seperti apartemeb 4 dan 5
lantai khas Swiss .....
14273612131092750403
14273612131092750403
14273612351726118062
14273612351726118062
Memasuki beberapa kota kecil antara pedesaan, pemeerintah Swiss tetap
membangun d=fasilitas ciamik untuk warganya. Bersih, segar dan tetap
indah .....
1427361265765450354
1427361265765450354
1427361286461645078
1427361286461645078
Fasilitas trem listrik pun dibangun untuk warga, walau ini berada di
sebuah kota kecil, di tepi Danau Luzern. Garis merah di foto diatas,
merupakan fasilitas jalan untuk bersepeda, bahkan juga untuk berkuda
.....
14273613321821366503
14273613321821366503
1427361356666371472
1427361356666371472
Taman ingkungan di tepi Danau Luzern, dengan bunga2 sisa musim semi
sejak Maret sampai Juni 2014, masih terpampang di depan mataku, dengan
indah nya! Dan Fasilitas sepeda sangat nyama dengan pedestrian sesuai
dengan kebutuhan warga.
14273613871964282116
14273613871964282116
1427361445897948149
1427361445897948149
Walau di kota kecil, pemerintah juga menyediakan hotel2 kecil. Pasarnya
memang hanya warga local, tetapi tidak menutup kemungkinan wisatawan
asing yang ingin 'mengasingkan diri' di kota kecil Swiss bisa menyewa
hotel2 tersebuut.
Juga walau di kota kecil, perbaikan jalan pun sangat rapi, denan tanda2
dan marka2 jalan dengan standard internasional. Tanpa tanah, tanpa
berantakan, dan pekerjanya sangat sedikit! Nyama tetap berkendara,
karena semua wawrga payuh mentaati aturan2 yang telah digariskan .....
**Kapan Indonesia seperti itu?
Antara masing2 kota besar di Swiss, paling tidak selama perjalanaku dari
Zurich, Luzern, Pilatus, Titlis, kembali lagi ke Luzern dan Zurich
lewat jalan yang sedikit berbeda ( pedesaan yang berbeda ), terdapat
beberapa kota kecil yang diselingi dengna jalan luar kota ( pedesaan ).
Ketika perjalanan awal dari Zurich kami masuk ke jalan tol supaya cepat
dan ketika kembali ke Zurich, kami melewati jalan2 kecil, kota2
keciluntuk melihat2 keindahan Swiss dalam kacamata yang berbeda .....
dan sungguh, itu membuah aku semakin terpana untuk sebuah mimpi baru,
tentang kehidupan di Swiss .....
Tidak terasa, kami memasuki Zurich, kota terbesar dan termahal di Swiss.
Kami berhenti di tengah kota, untuk lebih memudahkan kami, karena dekat
dengan segala macam stasiun, untuk kereta, bus atau taxi. Walau
sebenarnya, kami justru ingin kembali lagi di tempat semula ( Central
Tour ), karena sangat dekat dengagn hotel kami. Tetapi, sudahlah .....
untung juga untuk kami, karena sempat masuk dan berjalan2 ke semua
stasiun di Zurich, yang biasanya hanya ada di film2 yang kami tonton
.....
Selengkapnya :
http://www.kompasiana.com/christiesuharto/melihat-kehidupan-di-kota-kota-kecil-dan-desa-desa-swiss_552e433f6ea834c2338b4573
Welcome home, Zurich .....
Sebelumnya :
Pesona dan Keindahan Danau Luzern [Vierwaldstättersee]
'Luzern, Swiss ' : Kota Kecil Berpotensi Besar
Belanja Jam dan Coklat di 'Shopping Street' Grendelstrasse,
Schwanenplatz, Luzern
[Engelberg] 'Kota Malaikat' : Salah Satu Kota Tercantik di Dunia yang
tidak ter-'Blow Up'
Tidak Bisa Bermain Salju di Titlis karena Hujan? Berfoto Saja, Yuuukkk
.....
'Glacier Cave' : Cerita Gua Es dan Mimpi
Sensasi Makan Siang di Puncak Gunung Titlis, dan Harganya?? Wooww .....
Keindahan Salju di Titlis, Berbalut dengan 'Kengerian' .....
Menuju Puncak Titlis [ 2.238 Meter dari Permukaan Laut ] dengan 'Cable
Car'
Dari Alpnachstad, Menuju Puncak 'Mount Pilatus' .....
Pemandangan Swiss, Cantik? Indonesia juga! Tetapi .....
Jangan Pernah Berkata "Mahal" Jika Berniat Wisata ke Luar Negeri .....
"Sendiri" di Limmatstrasse Garden, Zurich City
Inspirasi dari 'Zurich City' untuk Tempat Tinggal yang Nyaman Bagi
Warganya
'Zurich City' : Kota Metropolitan yang Peduli Kepada Warganya
'Zurich Lake' : Pemukiman Mahal untuk Sebuah Gaya Hidup
Indahnya 'Zurich Lake' [ Zurichsee ] .....
Kota Tua Zurich: Mengadaptasikan Konsep Modern Kota Dunia
Berkeliling di Kota Tua Zurich, di Swiss
Hari Kedua di Zurich : Hidup Itu Sangat Singkat
Ketika Mukjizat Tuhan Datang Tepat Pada Waktunya .....
Selamat Datang di Swiss, Selamat Tinggal Belanda
Christie Damayanti
/christiesuharto
TERVERIFIKASI
Just a stroke survivor & cancer survivor, architect, 'urban and city
planner', traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging.
http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino
http://charity.christiesuharto.com
Selengkapnya...
IKUTI
Share
0
0
0
KOMPASIANA ADALAH MEDIA WARGA, SETIAP KONTEN DIBUAT OLEH DAN MENJADI
TANGGUNGJAWAB PENULIS.
LABEL kompasianatv freez jalanjalan wisata
TANGGAPI DENGAN ARTIKEL
RESPONS : 0
NILAI : 1
Beri Nilai
Wang Eddy
Menarik
KOMENTAR : 2
Afriska Ambarita27 Maret 2015 00:35:57
Pemandangannya bagus banget Mba Christie.........
Balas
Wang Eddy27 Maret 2015 01:04:50
menarik Mbak Christie :grin:
thanks for sharing Mbak :smile:
Balas
Featured Article
[31 Mei] Hari Tanpa Tembakau Sedunia vs Devisa Negara
Riana Dewie
31 Mei
Headline
1
Sudah Tepatkah Reshuffle Kabinet Kerja?
RM TPA II
31 Mei 2016
2
Ini Dia 6 Pemenang Kompasiana Blog Competition "Aku Cinta Keuangan
Syariah"
Kompasiana
31 Mei 2016
3
Sampai Kapan Asap Mengepul di Bibir Remaja Kita?
Ganendra X
31 Mei 2016
4
[Fiksi Kuliner] Mau Dapat Tas Cantik? Ikuti "Event" Ini!
Fiksiana Community
31 Mei 2016
5
Puasa dengan Aroma Korupsi
Iskandar Zulkarnain
30 Mei 2016
Nilai Tertinggi
Perang Tempo vs @Kurawa Adalah Perang Intel?
Old Imp
31 Mei
Pak Ahok di Kibuli
Sibenyu
31 Mei
Kasihan, Ternyata Heru Cuma Ban Serep
Yon Bayu
31 Mei
Apes, Ahok Bisa Kembali Kehilangan Hak Konstitusionalnya
Yon Bayu
31 Mei
[KPK] Apapun Makannya, Minumnya Es Campur yang Manis dan Segar
Cuker
31 Mei
Terpopuler
Kasihan, Ternyata Heru Cuma Ban Serep
Yon Bayu
31 Mei
Isu Mundurnya Heru : Pengumpul KTP, Mesti Berapa Kali Dikadalin Ahok?
Go Teng Shin
31 Mei
Apes, Ahok Bisa Kembali Kehilangan Hak Konstitusionalnya
Yon Bayu
31 Mei
Lawan Parpol : Ahok is the Best
Axtea 99
31 Mei
Pak Ahok di Kibuli
Sibenyu
31 Mei
Tren di Google
Ketika Jokowi Melawan Bandit-Bandit Listrik
Nandita Sulandari
28 Mei 2016
Inikah Penyebab Tempo Menyerang Ahok?
Mike Reyssent
30 Mei 2016
Kasihan, Ternyata Heru Cuma Ban Serep
Yon Bayu
31 Mei 2016
Isu Mundurnya Heru : Pengumpul KTP, Mesti Berapa Kali Dikadalin Ahok?
Go Teng Shin
31 Mei 2016
Arogannya China di Laut Natuna
mohammad mustain
31 Mei 2016
Gres
Sudah Tepatkah Reshuffle Kabinet Kerja?
RM TPA II
31 Mei
Uuk Paramahita dan Seni Rupa Kontemplasi
Yudha Bantono
31 Mei
[Dilema] PTN Favorit antara Gengsi, Nepotisme, dan Ilmu
RM TPA II
31 Mei
Lahirnya UU PK, Artefak Penting Profesi
Sabaruddin Siregar,CA
31 Mei
Ihtifal Maiyah; Perjamuan, Kemesraan, Perjalanan
Andy Setyanta
31 Mei
Close Ads X
Tentang Kompasiana Syarat & Ketentuan
Selengkapnya :
http://www.kompasiana.com/christiesuharto/melihat-kehidupan-di-kota-kota-kecil-dan-desa-desa-swiss_552e433f6ea834c2338b4573